Blogger Template by Blogcrowds

KISI-KISI UAS GENAP KELAS XI

Senin, 04 Juni 2012

Silahkan download kisi-kisi UAS genap kls XI disini Selengkapnya...

BAB 9 Manajemen Konflik dalam Mengembangkan Visi dan Misi Perusahaan

Rabu, 09 Mei 2012

Silahkan download materi dibawah ini disini A. Manajemen Konflik dalam Organisasi 1. Pengertian Konflik Konflik berasal dari kata kerja latin configure yang berarti saling memukul. Dalam pandangan sosiologi, konflik diartikan sebagai suatu proses antara dua orang atau lebih (bias juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak yang lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Dengan demikian, konflik adalah salah satu bentuk interaksi sosial yang bersifat negatif. Dalam situasi konflik, peranan emosi dan tempramen lebih dominan daripada pertimbangan akal sehat. Untuk lebih jelas tentang konflik, berikut beberapa pendapat dari para ahli yang mendefinisikan konflik. a. Robbins dalam Organization Behavior menjelaskan, konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. b. Menurut Luthans, konflik adalah kondisi yang ditimbulkan adanya kekuatan yang saling bertentangan. Kekuatan-kekuatan ini bersumber pada keinginan manusia. c. Konflik menurut Soerjono Soekanto adalah suatu proses sosial ketika orang perorang atau kelompok manusia berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai ancaman dan atau kekerasan d. Konflik menurut Robert M.Z. Lawang adalah perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka, seperti nilai, status, kekuasaan, dan otoritas. 2. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Konflik Menurut Ralf Dahrendorf, ada beberapa anggapan dasar berkenaan dengan konflik, yaitu sebagai berikut. a. Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan yang tiada akhir. b. Setiap masyarakat menyimpan konflik-konflik di dalam dirinya, dengan kata lain, konflik adalah gejala yang melekat di dalam setiap masyarakat. c. Setiap unsur di dalam suatu masyarakat memberikan sumbangan bagi terjadinya disintegrasi dan perubahan social. d. Setiap masyarakat terintegrasi di atas penguasaannya atau dominasi sejumlah orang yang lain. Untuk mengetahui penyebab timbulnya konflik, dapat diidentifikasi dari beberapa faktor yang memengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik, diantaranya: a. Adanya benturan kepentingan dari berbagai pihak; b. Terjadinya perubahan sosial yang terlalu cepat; c. Timbulnya rasa benci dan dendam terhadap saingan; d. Adanya pemaksaan dari yang kuat terhadap pihak yang lemah; e. Timbulnya anarki yang sulit dikendalikan; f. Meletusnya revolusi politik yang menjurus pada perebutan kekuasaan. 3. Ciri-Ciri Konflik Konflik bias diawali dengan adanya persaingan yang sangat kejam, tetapi ciri-ciri persaingan berbeda dengan konflik. ciri-ciri persaingan, di antaranya: a. Adanya sejumlah orang/kelompok yang sama-sama menginginkan sesuatu yang jumlahnya terbatas b. Setiap orang/kelompok berusaha keras untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan secara positif c. Dalam bersaing tidak terjadi benturan fisik dan usaha saling menjatuhkan d. Persaingan bisa terjadi hampir di semua segi kehidupan (ekonomi, politik, sosial budaya, suku/ras, atau pendidikan). Persaingan memiliki beberapa fungsi, di antaranya: 1) Untuk menyalurkan keinginan yang kompetitif 2) Alat untuk menyeleksi prestasi yang tinggi 3) Membantu usaha-usaha pemilihan sesuatu yang sesuai dengan keinginan publik 4) Mendorong seseorang belajar, bekerja, dan berjuang lebih keras 5) Semakin kokohnya solidaritas dan kebanggaan kelompok. Adapun ciri-ciri konflik, di antaranya: a. Terjadi perebutan sesuatu dengan kekerasan b. Terjadinya interaksi sosial yang tidak harmonis dan saling curiga c. Timbulnya rasa benci, antipasti, dan dendam satu sama lain d. Timbul usaha-usaha saling menjatuhkan (perang urat saraf) e. Usaha melerai lewat cara-cara damai telah gagal f. Akhirnya terjadi benturan fisik, kerusuhan sosial, atau perang. 4. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Konflik Faktor-faktor yang memengaruhi konflik dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yang memengaruhi konflik, yaitu sebagai berikut. a. Organisasi yang telah mantap lebih mampu menyesuaikan diri sehingga tidak mudah terlibat konflik dan mampu menyelesaikannya. b. Sistem nilai suatu organisasi, yaitu sekumpulan batasan yang meliputi landasan maksud, dan cara berinteraksi suatu organisasi, apakah sesuatu itu baik, buruk, salah, atau benar. c. Tujuan suatu organisasi dapat menjadi dasar tingkah laku organisasi itu serta para anggotanya. d. Sistem lain dalam organisasi, seperti sistem komunikasi, sistem kepemimpinan, sistem pengambilan keputusan, atau sistem imbalan. Adapun faktor ekstern yang memengaruhi konflik, yaitu sebagai berikut. a. Keterbatasan sumber daya, yaitu kelangkaan suatu hal yang dapat menumbuhkan persaingan dan seterusnya dapat berakhir menjadi konflik. b. Kekaburan aturan/norma di dalam organisasi memperbesar peluang perbedaan persepsi dan pola bertindak. c. Derajat kebergantungan dengan pihak lain, artinya semakin bergantung satu pihak dengan pihak lain, semakin mudah konflik terjadi. d. Pola interaksi dengan pihak lain yang terdiri pola bebas dan pola tertutup. 5. Peranan Konflik Ada berbagai pandangan mengenai konflik dalam organisasi. Pandangan tradisional mengatakan, konflik hanyalah merupakan gejala abnormal yang mempunyai akibat-akibat negatif sehingga perlu dilenyapkan. Alasan yang mendasari pandangan tradisional ini dapat diuraikan sebagai berikut. a. Konflik hanya merugikan organisasi karena itu harus dihindari dan ditiadakan b. Konflik ditimbulkan karena perbedaan kepribadian dan karena kegagalan dalam kepemimpinan c. Konflik diselesaikan melalui pemisahan fisik atau dengan intervensi manajemen tingkat yang lebih tinggi Ada pandangan yang lebih maju menganggap, konflik dapat berakibat baik maupun buruk. Usaha penanganannya, berupaya untuk menarik hal-hal yang baik dan mengurangi hal-hal yang buruk. Pandangan ini dapat diuraikan sebagai berikut. a. Konflik adalah suatu akibat yang tidak dapat dihindarkan dari interaksi organisasi dan dapat diatasi dengan mengenali sumber-sumber konflik b. Konflik pada umumnya adalah hasil dari kemajemukan sistem organisasi c. Konflik diselesaikan dengan cara pengenalan sebab dan pemecahan masalah. Dalam pandangan modern, konflik sebenarnya dapat memberikan manfaat yang banyak bagi organisasi. Sebagai contoh, pengembangan konflik yang positif dapat digunakan sebagai ajang adu pendapat sehingga organisasi bisa memperoleh pendapat-pendapat yang sudah tersaring. Kesimpulannya, konflik tidak selalu merugikan organisasi selama bias ditangani dengan baik sehingga konflik dapat memberikan peran, di antaranya: a. Mengarah ke inovasi dan perubahan b. Memberi tenaga kepada orang bertindak c. Menyumbangkan perlindungan untuk hal-hal dalam organisasi d. Merupakan unsur penting dalam analisis sistem organisasi 6. Jenis-jenis Konflik Menurut James A.F Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflik, yaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar individu dan kelompok, konflik antar kelompok, dan konflik antar organisasi. a. Konflik intrapersonal Konflik intrapersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentangan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, atau bidang kerja. Konflik intrapersonal dalam diri seseorang biasanya terdapat hal-hal berikut. 1) Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing. 2) Beraneka macam cara berbeda yang mendorong peranan-peranan dan kebutuhan-kebutuhan itu terlahir. 3) Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan dan tujuan. 4) Adanya aspek positif maupun negatif yang menghalangi tujuan-tujuan yang diinginkan. Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal, yaitu: 1) Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang di hadapkan pada dua pilihan yang sama-sama menarik; 2) Konflik pendekatan-penghindaran, contohnya orang yang di hadapkan pada dua pilihan yang sama menyulitkan; 3) Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang di hadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus. b. Konflik Antar individu-individu atau kelompok-kelompok Konflik ini berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja. Sebagai contoh, seseorang individu dapat dihukum kelompok kerja karena ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas kelompok tempat ia berada. c. Konflik Antara kelompok dalam organisasi yang sama Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-organisasi. Konflik ini dapat terjadi antar lini dan staf, pekerja dan pekerja manajemen, semuanya merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok. d. Konflik Antara organisasi Konflik antara organisasi, seperti di bidang ekonomi di mana Amerika Serikat dan Negara-negara lain dianggap sebagai bentuk konflik dan konflik ini biasanya disebut dengan persaingan. Konflik ini telah menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru, dan servis baru sehingga harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien. e. Konflik antar suku, Antar kampong, dan Antar golongan Konflik ini memiliki skala lebih besar, melibatkan banyak orang, waktunya lama, dan kerugiannya besar. Penyebab terjadinya konflik ini biasanya karena faktor diskriminasi ras secara polotis, pertentangan idiologi (Nasakom), kesenjangan social/ekonomi/budaya, atau konflik antar warga yang tidak terselesaikan. f. Konflik politik Konflik politik, yaitu konflik yang terjadi antar partai politik karena terjadi benturan ideology, asas, dan cita-cita politik yang tidak dapat dikompromikan. Contoh konflik politik, yaitu munculnya gerakan separatisme atau pemberontakan. g. Konflik internasional Konflik internasional, yaitu konflik yang melibatkan beberapa kelompok Negara (blok) karena benturan kepentingan atau ekspansi wilayah ke Negara lain. Contoh konflik internasional, yaitu terjadinya perang dunia, konflik Negara-negara arab dengan Israel, atau perang teluk. 7. Akibat Konflik Konflik yang terjadi di masyarakat maupun dalam organisasi dapat memberikan akibat, diantaranya: a. Bertambah kuatnya solidaritas in group jika konfliknya terjadi dengan kelompok lain b. Terjadinya disintegrasi (perpecahan) jika konfliknya terjadi antar warga di dalam kelompok sendiri c. Berubahnya kepribadian seseorang atau kelompok tertentu (bagi yang kalah perang) d. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia e. Terjadinya akomodasi, dominasi, atau takluknya pihak tertentu. 8. Penanganan Konflik Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangani konflik, yaitu sebagai berikut. a. Introspeksi diri b. Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat c. Identifikasi sumber konflik Spiegel menjelaskan ada empat tindakan yang dapat kita lakukan dalam penanganan konflik, yaitu sebagai berikut. a. Berkompetisi b. Menghindari konflik c. Akomodasi d. Kompromi Selain keempat langkah tersebut konflik dapat diredam dengan cara-cara sebagai berikut. a. Memaksa pihak-pihak yang bertikai untuk berhenti. b. Mengajak pihak-pihak yang bertikai untuk saling bertemu guna berkompromi. c. Meminta bantuan pihak ketiga yang secara aktif mengupayakan tercapainya perdamaian. d. Meminta bantuan pihak ketiga sebagai mediator dan fasilitator untuk mempertemukan pihak-pihak yang bertikai e. Meminta bantuan badan-badan tetap untuk menjadi penengah dan penasehat sekaligus mencarikan jalan keluar terbaik agar mereka yang bertikai mau rujuk/rukun. f. Menghimbau kepada kelompok-kelompok social yang berbeda (agama, suku, ras, budaya, dan status) untuk bertoleransi yang tinggi. Cara ini bersifat preventif, non formal, dan diprakarsai para pemimpin. g. Jika cara-cara di atas tidak mampu mendamaikan mereka yang bertikai, sebaiknya diselesaikan di pengadilan (adjudication). h. Jika yang mengalami konflik itu antar Negara, sebaiknya meminta badan dunia untuk memprakarsai terwujudnya perdamaian melalui perundingan atau gencatan senjata (stalemate). B. Mengembangkan Visi dan Misi Perusahaan 1. Ruang Lingkup Visi Perusahaan a. Konsep Visi Perusahaan Visi perusahaan adalah wawasan yang menjadi sumber arahan bagi perusahaan dan digunakan untuk memandu perumusan misi. Dengan kata lain, visi perusahaan adalah pandangan jauh ke depan, ke mana perusahaan tersebut akan dibawa, atau gambaran apa yang diinginkan perusahaan. Visi adalah sebuah pencitraan atau gambaran yang konseptual mengenai masa depan yang diinginkan. Visi perusahaan akan menunjukan suatu kondisi ideal masa depan yang realistic, dapat dipercaya, meyakinkan, serta mengandung daya tarik. Visi diciptakan dengan tujuan yang terarah dan akan menyediakan lebih dari sekedar gambaran masa depan organisasi atau perusahaan. Selain itu, visi merupakan sebuah standar puncak bagi pengukuran kemajuan suatu organisasi atau perusahaan. b. Kriteria-kriteria Membuat Visi Perusahaan Dalam membuat pernyataan visi perusahaan, sebaiknya mempertimbangkan kriteria-kriteria sebagai berikut. 1) Ringkas dan mudah diingat 2) Mampu member semangat dan tantangan 3) Menggambarkan hal-hal yang ideal 4) Memikat bagi para pegawai, konsumen, dan stakeholder (pihak-pihak yang berkepentingan) 5) Menggambarkan tingkatan jasa di masa depan 6) Idealis 7) Bertahan lama 8) Dapat dibayangkan seluruh jajaran organisasi perusahaan 9) Dapat dikomunikasikan dan dapat dimengerti seluruh jajaran organisasi perusahaan 10) Berwawasan jangka panjang dan tidak mengabaikan perkembangan zaman 11) Memiliki nilai-nilai yang diinginkan anggota organisasi 12) Memungkinkan pencapaian tujuan perusahaan 13) Terfokus pada permasalahan instansi perusahaan agar dapat beroperasi. c. Penetapan Visi Perusahaan Perumusan visi perusahaan harus merupakan shared vision dari seluruh komponen organisasi. Adapun tujuan penetapan visi perusahaan, yaitu sebagai berikut. 1) Mencerminkan sesuatu yang akan dicapai perusahaan 2) Memiliki orientasi pada masa depan perusahaan 3) Menimbulkan komitmen tinggi dari seluruh jajaran dan lingkungan perusahaan 4) Memberikan arah dan fokus strategi perusahaan yang jelas 5) Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi perusahaan. Adapun pentingnya visi bagi perusahaan adalah sebagai elemen utama bagi suatu strategi untuk mencari pencapaian hasil yang lebih tinggi. 2. Ruang Lingkup Misi Perusahaan a. Pengertian Misi Perusahaan Pernyataan tentang misi perusahaan menjelaskan apa dan untuk siapa organisasi atau perusahaan dan program atau sub-program ditujukan. Misi perusahaan adalah tindakan untuk merealisasikan visi perusahaan. Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan oleh perusahaan, setiap organisasi perusahaan harus mempunyai misi yang jelas arahnya. Pernyataan misi perusahaan akan membawa organisasi perusahaan kepada suatu fokus tujuan dan sasaran. Misi perusahaan akan menjelaskan, mengapa organisasi itu harus ada dan apa yang dilakukannya serta bagaimana melakukannya. b. Kriteria-kriteria Membuat Misi Perusahaan Adapun perumusan misi perusahaan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. 1) Penetapan misi harus melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan, seperti pegawai perusahaan, masyarakat, mitra kerja, akademis, dan birokrasi. 2) Penetapan misi harus menyelaraskan kegiatan proses utama dengan sumber daya yang ada untuk memungkinkan perusahaan melaksanakan kegiatannya dengan lebih baik dan dengan biaya seefisien mungkin. 3) Penetapan misi harus menilai lingkungan yang sangat berguna dalam menentukan apakah misi organisasi perusahaan tidak bertentangan secara internal dan eksternal. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan misi perusahaan, di antaranya: 1) Produk atau pelayanan jasa apa yang dihasilkan dan yang kan ditawarkan kepada konsumen? 2) Kualitas apa yang diinginkan pada masa mendatang yang berhubungan dengan manfaat dan keuntungan masyarakat terhadap produk atau pelayanan jasa? 3) Apakah produk atau pelayanan jasa tersebut dibutuhkan masyarakat? 4) Sasaran public mana yang akan dilayani? Untuk member kemudahan dalam perkembangan, peninjauan dan revisi terhadap misi perusahaan atau organisasi, program atau sub-program dapat dilakukan langkah-langkah berikut. a. Jabarkan tujuan awal organisasi b. Jabarkan kebutuhan dan permasalahan c. Lakukan peninjauan dan revisi 3. Manfaat Visi dan Misi Perusahaan a. Menumbuhkan Komitmen dan Semangat Kerja Karyawan Karyawan tidak akan bekerja dengan penuh antusias jika dia tidak tahu untuk apa dia bekerja. Namun, jika dia tahu apa kontribusi perusahaan pada masyarakat dia akan termotivasi bahwa dia bekerja bukan hanya untuk perusahaan, tetapi juga untuk masyarakat. b. Menumbuhkan Rasa Kebermaknaan Salah satu tempat karyawan mencari makna kehidupan adalah lingkungan pekerjaannya. Contohnya, seorang pemecah batu tidak akan melihat dirinya sebagai tukang batu, dia akan melihat dirinya sebagai seorang yang membuat bangunan untuk suatu peradaban umat manusia. c. Menumbuhkan Standar Kerja yang Prima Jika seorang karyawan memahami dia bekerja untuk suatu tujuan yang sangat mulia, dia akan bekerja penuh semangat dan meletakkan standar prima untuk setiap pekerjaannya. d. Menjembatani Keadaan Perusahaan Masa Sekarang dan Masa Depan Visi dan Misi yang jelas akan mengantar perusahaan secara pelan, tetapi pasti untuk mencapai idealism masa depan. Pimpinan akan memiliki pegangan di dalam mengendalikan jalannya perusahaan. Selengkapnya...

Bab 8 Manajemen Kepemimpinan

Jumat, 02 Maret 2012

sialhkan materi bisa diunduh disini

A. Konsep Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang baik adalah seorang pemimpin dalan bisnis, yaitu orang yang dapat mengusai dan mengembangkan diri sendiri, mampu menguasai, mengarahkan, dan mengembangkan para karyawannya.

Beberapa definisi tentang kepemimpinan, di antaranya:
a. Menurut Sarros dan Butchatsky, kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang agar memberikan manfaat individu dan organisasi.
b. Menurut Sarwono Prawirohardjo, kepemimpinan adalah perilaku mempengaruhi orang lain agar bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan yang dianggap perlu dan bermanfaat.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, ada tiga variable utama di dalam kepemimpinan, yaitu sebagai berikut.
a. Kepemimpinan Melibatkan Orang Lain
Kepemimpinan berarti melibatkan orang lain atau pihak lain, yaitu para karyawan atau bawahan (followers). Para karyawan atau bawahan harus memiliki kemauan menerima arahan dari pimpinan. Seoarang wirausaha akan berhasil jika dia berhasil memimpin karyawannya agar mau bekerja sama dengan dia untuk memajukan perusahaan. Jadi, wirausaha harus pandai merangkul dan melibatkan karyawan dalam segala aktivitas perusahaan.
b. Kepemimpinan dan Distribusi Kekuasaan
Seorang pemimpin adalah seorang yang dengan kekuasaannya (his or her power) mampu mengajak pengikutnya mencapai kinerja yang memuaskan.
Menurut French dan Raven, kekuasaan yang dimiliki para pemimpin dapat bersumber dari hal-hal berikut.
1) Reward power (penghargaan dari pemimpin)
2) Coercive Power (pemberian sanksi)
3) Legitimate Power (otoritas pimpinan)
4) Referent Power (kekuasaan berdasarkan perilaku)
5) Expert Power (kekuasaan berdasarkan kemampuan)
c. Kepemimpinan dan Menanamkan Pengaruh
Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang menggerakkan dan memengaruhi orang lain untuk dapat bekerja sama dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Beberapa definisi tentang pengertian pemimpin:
1) Pemimpin menurut Sarwono Prawirohardjo, ialah orang yang berhasil menimbulkan pada bawahan perasaan ikut serta dan ikut bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan.
2) Pemimpin menurut Prajudi Atmosudirjo, ialah orang yang mampu mempengaruhi orang lain agar mau menjalankan apa yang dikehendakinya.
Dengan demikian, pemimpin dapat diartikan orang yang memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk memengaruhi dan menyatukan orang lain agar bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan.
2. Model Kepemimpinan
Model kepemimpinan dipengaruhi oleh kecakapan kepemimpinan (leadership skill) serta perbedaan karakteristik antara pemimpin (leaders) dan pengikut/karyawan (followers). Untuk memahami faktor-faktor apa saja yang memengaruhi tingkah laku para pemimpin yang efektif, para peneliti menggunakan model kontingensi (contingency model). Dengan model kontingensi tersebut, para peneliti menguji keterkaitan antara watak pribadi, variabel-variabel situasi, dan keefektifan pemimpin.
Berikut akan dibahas tentang perkembangan pemikiran ahli-ahli manajemen mengenai model-model kepemimpinan yang ada dalam literature.
a. Model Watak Kepemimpinan (Traits Model of Leadership)
b. Model Kepemimpinan Situasional (Model of Situational Leadership)
c. Model Pemimpin yang Efektif (Model of Effective Leaders)
d. Model Kepemimpinan Kontingensi (Contingency Model)
e. Model Kepemimpinan Transformasional (Model of Transformational Leadership)
3. Pendekatan Utama Kepemimpinan
Ada dua pendekatan utama yang digunakan, yaitu sebagai berikut.
a. Pendekatan Sifat-sifat (Traits Approach)
Pendekatan psikologis sebagian besar didasarkan atas pengakuan umum bahwa perilaku pemimpin sebagian ditentukan struktur kepribadian (Buchori Alma, 2007).
b. Pendekatan Perilaku (Behavioural Approach)
Pendekatan perilaku didasarkan pada pola tingkah laku dari seorang pemimpin dalam memengaruhi karyawannya.
4. Teori Munculnya Pemimpin
Ada tiga teori yang dapat menjelaskan munculnya pemimpin, yaitu sebagai berikut.
a. Teori genetis, menyatakan leader are born and not made (pemimpin itu sudah ada bakat sejak lahir dan tidak dapat dibuat). Teori ini menganut pandangan deterministis, yaitu pandangan sudah ditentukan sejak dahulu.
b. Teori sosial, menyatakan leader are and made not born (seorang pemimpin tidak dilahirkan akan tetapi seorang calon pemimpin dapat disiapkan, dididik, dan dibentuk agar dia menjadi pemimpin yang hebat dikemudian hari).
c. Teori ekologi atau sintetis, merupakan penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori sosial. Penganut teori ini berpendapat, seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik jika pada waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan.
5. Sifat-sifat Pemimpin
Sebagai seorang pemimpin perlu mempunyai sifat-sifat sesuai dengan standar kepemimpinan. Adapun sifat pemimpin yang baik menurut Soemardji Hartoyo, di antaranya:
a. Memiliki moral yang tinggi;
b. Memiliki pengetahuan yang luas dalam bidang pekerjaan;
c. Memiliki semangat kerja tinggi;
d. Memiliki sifat rasional dan objektif;
e. Memiliki sifat adil;
f. Memiliki sifat sebagai pendidik;
g. Memiliki daya kreatif dan inisiatif;
h. Memiliki keberanian dan cepat dalam mengambil keputusan.
6. Tipe-tipe Kepemimpinan
Selain mempunyai sifat-sifat kepemimpinan, yang baik seorang pemimpin juga memiliki beberapa tipe kepemimpinan, yaitu sebagai berikut.
a. Tipe kharismatis, yaitu tipe pemimpin yang didasarkan karena seseorang memiliki kekuatan, energi, atau daya tarik yang luar biasa.
b. Tipe paternalistis, yaitu tipe pemimpin yang bersikap melindungi bawahan sebagai seorang bapak atau sebagai seorang ibu yang penuh kasih saying.
c. Tipe militeristis, yaitu tipe pemimpin yang banyak menggunakan sistem perintah atau sistem komando dari atasan ke bawahan sifatnya keras dan sangat otoriter sehingga menghendaki bawahan selalu petuh.
d. Tipe otokrasi, yaitu tipe pemimpin berdasarkan kekuasaan dan paksaan yang mutlak harus dipatuhi.
e. Tipe laissez faire, yaitu tipe pemimpin yang membiarkan bawahan berbuat semaunya sendiri, semua pekerjaan dan tanggung jawab dilakukan bawahan.
f. Tipe demokratis, yaitu tipe pemimpin yang berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan kepada pengikutnya. Tipe ini menekankan pada rasa tanggung jawab dan kerja sama yang baik antar karyawan.
7. Keterampilan Kepemimpinan (Leadership Skill)
Berikut beberapa ketrampilan yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin.
a. Kemampuan teknik (technical skill), yaitu suatu kemampuan yang dimiliki seorang pemimpin untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan. Maksudnya, dapat melakukan pekerjaan tersebut agar dia mampu melaksanakan pengawasan terhadap pekerjaan yang dilakukan karyawannya.
Teknik kemampuan yang harus dimiliki pemimpin, yaitu sebagai berikut.
1) Menulis
2) Komunikasi lisan
3) Menguasai lingkungan
4) Teknologi
5) Membangun jaringan kerja (networking)
6) Membimbing
7) Membangun tim
b. Business Management Skills
Kemampuan business management meliputi hal berikut.
1) Merencanakan, seorang wirausaha harus mampu membuat rencana, baik global maupun detail.
2) Membuat keputusan, seoarang wirausaha harus mampu secara tepat dan cepat mengambil keputusan agar jalannya usaha tidak dalam keragu-raguan.
3) Human relations, harus sopan, supel, penuh etika berhubungan dengan orang lain.
4) Marketing, mengetahui pasar sasaran, strategi marketing yang tepat.
5) Finance, memiliki ketrampilan mencari sumber modal jangka panjang ataupun jangka pendek.
6) Accounting, memiliki ketrampilan mencatat, membaca penerimaan, dan pengeluaran keuangan.
7) Control, mampu mengawasi segala kegiatan dalam bisnis.
8) Negotiation, memiliki ketrampilan berunding, rapat, dan tawar menawar.
9) Managing growth, harus mampu memimpin perkembangan bisnis, menciptakan taktik dan strategi jitu menuju perkembangan yang lebih baik.
c. Personal Entrepreneurial Skill
Kemampuan personal ini meliputi kemampuan berikut.
1) Disiplin
2) Mengambil risiko
3) Inovasi
4) Tepat dalam pekerjaan
5) Visionary leader
B. Menerapkan Sikap Pantang Menyerah dan Ulet dalam Wirausaha
Keberhasilan hanya dapat diraih melalui keuletan dan sikap pantang menyerah dalam berusaha. Adapun langkah-langkah untuk mencapai kekayaan yang berbasis kewirausahaan, di antaranya sebagai berikut.
1. Kenali Diri Anda
Kurangnya seseorang mengenali dirinya menyebabkan mereka hidup dalam keadaan buta sama sekali, buta terhadap tujuan hidup, bakat, kemampuan, dan kelemahannya. Jika orang bekerja bukan dalam bidangnya orang akan berbuat semaunya karena dilubuk hatinya tidak senang pada pekerjaan itu.
2. Jangan Meremehkan Pekerjaan Kecil
Usaha besar asalnya dari usaha kecil yang dipupuk dengan etos kerja, ketekunan, kemauan berusaha, dan semangat yang menggebu-gebu. Fakta telah membuktikan ketika Indonesia dilanda krisis moneter, banyak usaha besar yang gulung tikar, bank-bank terkena likuidasi, dan para konglomerat yang melarikan diri keluar negeri. Disela-sela kelesuan perekonomian itu, usaha kecil masih berjalan, warung-warung makan dipinggir jalan ramai diserbu pembeli, banyak petani tradisional pendapatannya jauh lebih baik dari semula.
3. Kembangkan Ide
Ide-ide adalah titik permulaan dari sebuah keberuntungan. Kita harus mengembangkan ide dan memerlukan banyak keberanian, keyakinan akan diri sendiri untuk menghadapi kecaman dari orang lain. Contohnya, banyak penemuan-penemuan atau peluang-peluang baru untuk membuka usaha sesuai yang dibutuhkan oleh masyarakat di antaranya menjamurnya rental VCD/DVD, warung internet, playstation center, atau rental komputer, semua itu akibat dari penemuan-penemuan baru (inovasi).
4. Hilangkan Gengsi
Pendidikan sebagai sumber ilmu pengetahuan dan bukan atribut untuk menaikan gengsi, pendidikan dapat digunakan untuk sumber inspirasi menjadi kaya.
5. Mengenal Pola Dasar Kewirausahaan
Ada empat unsur pola dasar kewirausahaan yang kita kenal dan perlu dilaksanakan, yaitu sikap mental, kepemimpinan, manajemen, dan ketrampilan. Adapun sikap mental merupakan inti pokok kewirausahaan.
6. Hobi Kerja
Orang-orang sukses ternyata pekerja keras, ulet, dan pantang menyerah. Mereka sedikit sekali menikmati hidup yang hanya diisi dengan makan, minum, tidur, istirahat, dan rekreasi. Charles Albert Poissant, menegaskan untuk meraih suatu keberhasilan yang diperlukan bukanlah bakat, kecerdasan, tingkat pendidikan, tetapi yang paling mendasar adalah kegigihan.
7. Menciptakan Pasar
Ketrampilan teknis untuk menguasai pembuatan produk adalah hal yang mudah dilaksanakan, namun yang sukar adalah setelah produk jadi, ke mana harus memasarkan.
8. Merantau
Membuat tekad yang bulat mencapai kesuksesan alangkah baiknya di coba untuk merantau. Orang-orang keturunan Tionghoa di Negara Indonesia adalah contoh-contoh orang yang sukses.
Selengkapnya...

BAB 7 PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI KUNCI WIRAUSAHA

Selasa, 07 Februari 2012

Untuk Mendownload Materi Ini Slahkan Klik Disini
Untuk Mendownload Materi Ini Versi Microsoft Office 97-2003 Klik Disini
A. Ruang Lingkup Pengambilan Keputusan
Keberhasilan wirausaha dalam bisnis bergantung pada kemampuan membuat keputusan strategis yang meningkatkan kemajuan bisnisnya pada masa yang akan datang. Keputusan dalam istilah asingnya “decition” berkaitan dengan tindakan yang dilakukan seseorang ketika dihadapkan masalah. Berikut beberapa definisi yang dikemukakan para ahli mengenai keputusan, antaralain sebagai berikut.

1. Keputusan menurut Ralp C. Davis, yaitu adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas, keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan.
2. Keputusan menurut Prajudi Atmo Sudirjo, yaitu suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat untuk mengatasi masalah, yaitu dengan menjatuhkan satu pilihan pada satu alternatif.
Dari beberapa pengertian keputusan diatas dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa keputusan merupakan pemecahan terhadap suatu masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif yang tersedia.
1. Pengertian Pengambilan Keputusan
Berikut merupakan beberapa pendapat dari para ahli tentang definisi pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut.
a. George R Terry, mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai pemilihan alternatif perilaku tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
b. Sondang P Siagia, mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dalam mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Dari beberapa definisi pengambilan keputusan tersebut dapat disimpulkan pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terkait dari beberapa alternatif secara sistematis untuk digunakan sebagai suatu cara dalam memecahkan suatu masalah.
2. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan
a. Fungsi Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah yang memiliki fungsi sebagai berikut.
1) Pengambilan keputusan merupakan pangkal permulaan dari semua aktifitas manusia yang sadar dan terarah, baik secara individual maupun secara kelompok, baik secara intitusional maupun secara organisasional.
2) Pengambilan keputusan merupakan sesuatu yang bersifat futuristik, artinya berkaitan dengan masa yang akan datang dimana efek atau pengaruh ya berlangsung cukup lama.
b. Tujuan Pengambilan Keputusan
Tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Tujuan yang Bersifat Tunggal
Tujuan ini terjadi jika keputusan yang dihasilkan hanya berkaitan dengan satu masalah, artinya sekali masalah tersebut diputuskan tidak akan ada kaitannya dengan masalah lainnya.
2) Tujuan yang Bersifat Ganda
Tujuan pengambilan keputusan ini terjadi jika keputusan yang dihasilkan berhubungan lebih dari satu masalah, artinya satu keputusan yang diambil dapat memecahkan dua masalah.
3. Unsur-unsur Pengambilan Keputusan
Unsur-unsur atau komponen-komponen dari pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut.
a. Tujuan dari pengambilan keputusan
b. Identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah.
c. Perhitungan mengenai Faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya atau di luar jangkauan manusia.
d. Sarana atau alat untuk mengevaluasi dan mengukur hasil dari suatu pengambilan keputusan.
Berikut contoh dari Unsur-unsur atau komponen-komponen pengambilan keputusan tersebut.
a. Mengetahui lebih dulu apa tujuan pengambilan keputusan itu.
b. Mengadakan identifikasi alternatif-alternatif yang akan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk itu perlu membuat daftar macam-macam tindakan yang memungkinkan mengadakan pilihan.
c. Perhitungan mengenai faktor-faktor diluar jangkauan manusia karena keberhasilan setiap alternatif keputusan dikaitkan dengan tujuan yang dikehendaki.
d. Adanya sarana atau alat evaluasi dan alat ukur hasil dari pengambilan keputusan.
4. Dasar-dasar pengambilan Keputusan
Sebagai kunci untuk melakukan tindakan selanjutnya, pengambilan keputusan sebaiknya mempertimbangkan dasar yang ada dalam pengambilan keputusan agar tujuan dapat tercapai. Menurut George R Terry, dasar dari pengambilan keputusan yang berlaku, yaitu sebagai berikut.
a. Intuisi
Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh.
b. Pengalaman
Melalui pengalamn seseorang dapat menduga suatu masalah dan dapat memperkirakan keadaan sesuatu, memperhitungkan untung rugi, maupun baik buruknya keputusan yang akan dihasilkan.
c. Fakta
Adanya suatu fakta tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi sehingga orang dapat menerima keputusan yang dibuat dengan lapang dada.
d. Wewenang
Pengambilan keputusan biasanya dilakukan pimpinan terhadap bawahan atau oaring yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan ini memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan pengambilan keputusan dengan wewenang, diantaranya:
1) Kebanyakan penerimanya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan tersebut secara suka rela atau terpaksa;
2) Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama;
3) Memiliki otentisitas atau otentik;
Adapun kelemahan pengambilan keputusan wewenang ini, diantaranya:
1) Dapat menimbulkan sifat rutinitas;
2) Mengasosiasikan (dapat disamakan) dengan praktik dictatorial;
3) Sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga menimbulkan kekaburan.
e. Rasional
Pengambilan keputusan berdasarkan rasional bersifat objektif, logis, lebih transparan, dan konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran. Pada pengambilan keputusan secara rasional ini terdapat beberapa hal, yaitu sebagai berikut.
1) Kejelasan masalah, artinya tidak ada keraguan dan kekaburan masalah.
2) Orientasi tujuan, artinya adanya kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai.
3) Pengetahuan alternatif, artinya seluruh alternatif diketahui jenis dan konsekuensinya.
4) Preferensi yang jelas, artinya alternatif dapat diurutkan sesuai kriteria.
5) Hasil maksimal, artinya pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal.
5. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pengambilan Keputusan
Berikut factor-faktor yang memengaruhi pengambilan keputusan yang dilakukan seseorang atau organisasi.
a. Posisi (kedudukan)
Kedudukan seseorang dalam kerangka pengambilan keputusan dapat dilihat dalam hal berikut.
1) Letak posisi, dalam hal ini apakah ia sebagai pembuat keputusan (decition maker), penentu keputusan (decition taker), atau staff (staffer).
2) Tinggkatan posisi, dalam hal ini apakah sebagai strategi, kebijakan, peraturan, organisasional, operasional, atau teknis.
b. Masalah
Masalah atau problem adalah apa yang menjadi penghalang untuk tercapainya tujuan. Masalah merupakan penyimpangan dari sesuatu yang diharapkan, direncanakan, dikehendaki, dan harus diselesaikan. Masalah ada yang memerlukan analisis, tetapi ada pula yang memerlukan riset sendiri.
Masalah dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut.
1) Masalah terstruktur (well structured problem), yaitu masalah yang sifatnya logis, dikenal, dan mudah diidentifikasi.
2) Masalah tidak terstruktur (structured problem), yaitu masalah yang sifatnya baru, tidak biasa, dan informasinya tidak lengkap.
Masalah dapat pula dibagi menjadi masalah rutin dan masalah incidental.
1) Masalah rutin, yaitu masalah yang sifatnya sudah tetap dan selalu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
2) Masalah insidental, yaitu masalah yang sifatnya tidak tetap dan tidak selalu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
c. Situasi
Situasi adalah keseluruhan faktor-faktor dalam keadaan berkaitan dengan satu sama lain secara bersama-sama memancarkan pengaruh terhadap apa yang akan dilakukan.
Faktor-faktor yang ada dalam situasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) Faktor-faktor konstan, yaitu faktor-faktor yang sifatnya tidak berubah atau tetap keadaannya.
b) Faktor-faktor tidak konstan atau variabel, yaitu faktor-faktor yang sifatnya selalu berubah-ubah atau tidak tetap keadaannya.
d. Kondisi
Kondisi adalah keseluruhan dari faktor-faktor yang secara bersama-sama menentukan daya gerak, daya berbuat, atau kemampuan seseorang.
e. Tujuan
Tujuan yang hjendak dicapai, baik tujuan perorangan, tujuan unit, tujuan organisasi, maupun tujuan usaha pada umumnya telah ditentukan.
f. Keadaan internal organisasi
Keadaan internal organisasi meliputi dana (modal) yang tersedia, keadaan sumber daya manusia, kemampuan karyawan, kelengkapan organisasi, dan struktur organisasi.
g. Keadaan eksternal organisasi
Keadaan eksternal organisasi meliputi keadaan ekonomi, sosial, politik, hukum, dan budaya.
h. Tersedianya informasi yang diperlukan
Sifat-sifat informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan, yaitu:
1) Akurat;
2) Up to date;
3) Komprehensif;
4) Relevan ;
5) Memiliki kesalahan baku kecil.
i. Kepribadian dan kecakapan pengambilan keputusan
Kepribadian dan kecakapan dari pengambil keputusan meliputi penilaian, kebutuhannya, intelegensinya, keterampilannya, dan kapasitasnya.
6. Jenis-jenis Pengambilan Keputusan
Jenis-jenis pengambilan keputusan dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Programnya
Pengambilan keputusan berdasarkan programnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1) Pengambilan keputusan terprogram adalah pengambilan keputusan yang sifatnya rutinitas berulang-ulang dan cara menanganinya telah ditentukan. Pengambilan keputusan terprogram dilakukan melalui hal-hal berikut.
a) Prosedur;
b) Aturan;
c) Kebijakan.
2) Pengambilan keputusan tidak terprogram adalah pengambilan keputusan yang sifatnya tidak rutin dan unik sehingga memerlukan pemecahan yang khusus.
b. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Lingkungannya
Keputusan berdasarkan lingkungannya dapat dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu sebagai berikut.
1) Pengambilan keputusan dalam kondisi pasti adalah pengambilan keputusan ketika berlangsung. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan dalam kondisi pasti, yaitu sebagai berikut.
a) Alternatif yang dipilih hanya memiliki satu konsekuensi jawaban atau hasil. Hal ini berarti hasil dari setiap alternatif tindakan tersebut dapat ditentukan dengan pasti.
b) Keputusan yang akan diambil didukung informasi atau data yang lengkap sehingga dapat diramalkan secara akurat hasil dari setiap tindakan yang dilakukan.
c) Dalam kondisi ini, pengambil keputusan secara pasti mengetahui apa yang akan terjadi di masa akan datang.
d) Biasanya selalu dihubungkan dengan keputusan yang bersifat masalah rutin karena kejadian tertentu di masa yang akan datang dijamin terjadi.
e) Pengambilan keputusan seperti ini dapat ditemui pada kasus-kasus yang bersifat deterministik.
f) Teknik penyelesainnya, biasanya menggunakan teknik program linier, model transportasi, model penugasan, model inventori, model antrian, dan model network.
2) Pengambilan keputusan dalam kondisi berisiko adalah pengambilan keputusan ketika berlangsung hal-hal berikut ini.
a) Alternatif yang dipilih memiliki lebih dari satu kemungkinan hasil.
b) Pengambil keputusan memiliki lebih dari satu alternatif tindakan.
c) Diasumsikan, pengambil keputusan mengetahui peluang yang akan terjadi terhadap berbagai tindakan dan hasil.
d) Risiko terjadi karena hasil pengumpulan keputusan tidak dapat diketahui dengan pasti.
e) Pada kondisi ini, keadaan alam sama dengan kondisi tidak pasti, bedanya dalam kondisi ini ada informasi atau data yang akan mendukung dalam membuat keputusan.
f) Teknik pemecahannya menggunakan konsep probanilitas, seperti model keputusan probabilistik, model inventori probabilistik atau model antrian probabilistik.
3) Pengambilan keputusan dalam kondisi tidak pasti adalah pengambilan keputusan ketika terjadi hal-hal sebagai berikut.
a) Tidak diketahui jumlah dan kondisi yang mungkin timbul serta kemungkinan-kemungkinan munculnya kondisi-kondisi ini.
b) Pengambil keputusan tidak dapat menentukan probabilitas terjadinya berbagai kondisi atau hasil yang keluar.
c) Unsur yang diketahui hanyalah kemungkinan hasil dari suatu tindakan, tetapi tidak dapat diprediksi berapa besar probabilitas setiap hasil tersebut.
d) Pengambil keputusan tidak memiliki pengetahuan atau informasi lengkap mengenai peluang terjadinya bermacam-macam keadaan tersebut.
e) Hal yang akan diputuskan biasanya relatif belum pernah terjadi.
4) Pengambilan keputusan dalam kondisi konflik adalah pengambilan keputusan yang berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut.
a) Kepentingan dua atau lebih pengambil keputusan saling bertentangan dalam situasi persaingan.
b) Pengambil keputusan saling bersaing dengan pengambil keputusan lainnya yang rasional, tangggap, dan bertujuan memenangkan persaingan tersebut.
c) Pengambil keputusan bertindak sebagai pemain dalam suatu permainan.
d) Teknik pemecahannya adalah menggunakan teori permainan.
7. Proses Pengambilan Keputusan
Berikut merupakan beberapa pendapat mengenai proses pengambil keputusan.
a. Proses pengambilan keputusan menurut Herbert A. Simon, terdiri atas tiga fase keputusan, yaitu:
1) Fase intelegensia
2) Fase desain
3) Fase pemilihan
b. Proses pengambilan keputusan menurut Prajudi Atmosudirjo, yaitu sebagai berikut.
1) Pengambil keputusan harus menyadari dan menempatkan diri sebagai pimpinan dalam organisasi dan bertanggung jawab sebagai pimpinan organisasi serta harus memutuskan sesuatu jika dalam organisasi timbul suatu masalah.
2) Masalah yang dihadapi terlebih dahulu harus diteliti, mengingat masalah itu memiliki macam-macam sifat, bentuk, dan kompleksitasnya.
3) Setelah menelaah, harus dianalisis situasi yang memengaruhi organisasi dan masalahnya.
4) Menelaah keputusan yang harus dibuatnya, terutama alternatif-alternatif yang dikemukakan dengan konsekuensi masing-masing, untuk kemudian dipilih satu di antara alternatif-alternatif tersebut yang dianggap paling tepat.
5) Setelah keputusan diambil, keputusan harus dilaksanakan.
B. Pengambilan Keputusan Usaha
1. Membuat Keputusan Usaha
Membuat keputusan (decision making) adalah suatu proses memilih alternatif tertentu dari beberapa alternatif yang ada. Dengan kata lain, membuat keputusan adalah suatu proses memilih antara berbagai macam cara untuk melaksanakan pekerjaan. Semakin berpengalaman dalam pengambilan keputusan, semakin besar pula kepercayaan dirinya. Jika seorang wirausaha mampu mengambil suatu keputusan dalam batas waktu yang masuk akal, ia akan mampu mengambil keputusan yang menguntungkan sehingga sewaktu-waktu muncul peluang-peluang bisnis.
Adapun pedoman membuat keputusan usaha, yaitu:
a. Tentukan fakta-fakta dari persoalan yang sudah dikenal;
b. Identifikasi bidang-bidang usaha dari persoalan yang tidak berdasarkan fakta-fakta;
c. Keberanian dan antusiasme diperlukan dalam menerapkan keputusan usaha;
d. Bersedia mengambil tindakan agresif dalam menerapkan keputusan usaha;
e. Ambil risiko yang sedang-sedang saja jika terdapat ketidakpastian yang benar;
f. Dalam keadaan tertentu mungkin lebih baik meneruskan sesuatu yang telah berhasil pada masa lampau;
g. Jauhi keputusan-keputusan yang mengubah secara drastis susunan organisasi yang sekarang.
2. Pertimbangan Membuat Keputusan Usaha
Dalam mengelola suatu unit bisnis, wirausaha harus membuat keputusan akhir dengan memperhatikan faktor-faktor dan pertimbangan, diantaranya:
a. Ukuran dan kompleksitas bisnis;
b. Harapan mengenai pertumbuhan dan perkembangan bisnis;
c. Fasilitas jasa yang tersedia di daerah untuk berbagai instalasi sitem;
d. Kualitas dan kuantitas dari staf yang tersedia;
e. Jumlah transaksi yang harus diproses;
f. Faktor-faktor keuangan.
Adapun faktor-faktor dan pertimbangan yang harus diperhatikan dalam membuat keputusan, di antaranya:
a. Pembuatan keputusan usaha;
b. Keputusan yang akan diambil;
c. Tindakan-tindakan;
d. Membuat keputusan akhir.
3. Macam-macam Keputusan Usaha
Keputusan usaha menurut bidangnya, terdiri atas:
a. Keputusan produksi;
b. Keputusan penjualan;
c. Keputusan permodalan;
d. Keputusan sumberdaya manusia.

Selengkapnya...

MATERI KELAS XI

Kamis, 29 September 2011

SILAHKAN DOWNLOAD MATERI UJIAN MID SEMESTER GANJI DISINI

Kisis-kisi ujian MID Semester ganjil TA 2011/2012
1. pengertian peluang usaha
2. seleksi ide usaha
3. analisis peluang usaha

4. keberhasilan dan kegagalan usaha
5. keterlibatan pemerintah dalam pengembangan usaha
6. perusahaan dan badan usaha
7. klasifikasi badan usaha
8. kelemahan dan keunggulan badan usaha
9. tujuan struktur organisasi
10.bentuk-bentuk struktur organisasi dan gambarnya
Selengkapnya...

MATERI KELAS XII MEMPERSIAPKAN PENDIRIAN USAHA

SILAHKAN MATERI UJIAN DOWNLOAD DISINI

Kisi-kisi ujian Mid semester Ganjil
1. Dokumen-dokumen SITU
2. Syarat-syarat SITU
3. Tentang SIUP

4. Tentang AMDAL
5. Faktor penetapan tempat usaha
6. Tahap-tahap perekrutan SDM/karyawan
6. Jenis surat perizinan
Selengkapnya...

REMEDIAL KELAS X MM dan TKJ

Senin, 19 September 2011

Silahkan bagi yang Remedial jawab soal-soal ujian online KWU pada bagian bawah blog ini sebelum menjawab isi nama sesuai absen dan kasih kelasnya.setelah itu scor/nilai harap di prin(lihat Your Certificate terus klik View certificate terus di download terus di prin) terus nilainya ditunjukan pada saya
Selengkapnya...