Blogger Template by Blogcrowds

BAB 9 Manajemen Konflik dalam Mengembangkan Visi dan Misi Perusahaan

Rabu, 09 Mei 2012

Silahkan download materi dibawah ini disini A. Manajemen Konflik dalam Organisasi 1. Pengertian Konflik Konflik berasal dari kata kerja latin configure yang berarti saling memukul. Dalam pandangan sosiologi, konflik diartikan sebagai suatu proses antara dua orang atau lebih (bias juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak yang lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Dengan demikian, konflik adalah salah satu bentuk interaksi sosial yang bersifat negatif. Dalam situasi konflik, peranan emosi dan tempramen lebih dominan daripada pertimbangan akal sehat. Untuk lebih jelas tentang konflik, berikut beberapa pendapat dari para ahli yang mendefinisikan konflik. a. Robbins dalam Organization Behavior menjelaskan, konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif. b. Menurut Luthans, konflik adalah kondisi yang ditimbulkan adanya kekuatan yang saling bertentangan. Kekuatan-kekuatan ini bersumber pada keinginan manusia. c. Konflik menurut Soerjono Soekanto adalah suatu proses sosial ketika orang perorang atau kelompok manusia berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai ancaman dan atau kekerasan d. Konflik menurut Robert M.Z. Lawang adalah perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka, seperti nilai, status, kekuasaan, dan otoritas. 2. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Konflik Menurut Ralf Dahrendorf, ada beberapa anggapan dasar berkenaan dengan konflik, yaitu sebagai berikut. a. Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan yang tiada akhir. b. Setiap masyarakat menyimpan konflik-konflik di dalam dirinya, dengan kata lain, konflik adalah gejala yang melekat di dalam setiap masyarakat. c. Setiap unsur di dalam suatu masyarakat memberikan sumbangan bagi terjadinya disintegrasi dan perubahan social. d. Setiap masyarakat terintegrasi di atas penguasaannya atau dominasi sejumlah orang yang lain. Untuk mengetahui penyebab timbulnya konflik, dapat diidentifikasi dari beberapa faktor yang memengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik, diantaranya: a. Adanya benturan kepentingan dari berbagai pihak; b. Terjadinya perubahan sosial yang terlalu cepat; c. Timbulnya rasa benci dan dendam terhadap saingan; d. Adanya pemaksaan dari yang kuat terhadap pihak yang lemah; e. Timbulnya anarki yang sulit dikendalikan; f. Meletusnya revolusi politik yang menjurus pada perebutan kekuasaan. 3. Ciri-Ciri Konflik Konflik bias diawali dengan adanya persaingan yang sangat kejam, tetapi ciri-ciri persaingan berbeda dengan konflik. ciri-ciri persaingan, di antaranya: a. Adanya sejumlah orang/kelompok yang sama-sama menginginkan sesuatu yang jumlahnya terbatas b. Setiap orang/kelompok berusaha keras untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan secara positif c. Dalam bersaing tidak terjadi benturan fisik dan usaha saling menjatuhkan d. Persaingan bisa terjadi hampir di semua segi kehidupan (ekonomi, politik, sosial budaya, suku/ras, atau pendidikan). Persaingan memiliki beberapa fungsi, di antaranya: 1) Untuk menyalurkan keinginan yang kompetitif 2) Alat untuk menyeleksi prestasi yang tinggi 3) Membantu usaha-usaha pemilihan sesuatu yang sesuai dengan keinginan publik 4) Mendorong seseorang belajar, bekerja, dan berjuang lebih keras 5) Semakin kokohnya solidaritas dan kebanggaan kelompok. Adapun ciri-ciri konflik, di antaranya: a. Terjadi perebutan sesuatu dengan kekerasan b. Terjadinya interaksi sosial yang tidak harmonis dan saling curiga c. Timbulnya rasa benci, antipasti, dan dendam satu sama lain d. Timbul usaha-usaha saling menjatuhkan (perang urat saraf) e. Usaha melerai lewat cara-cara damai telah gagal f. Akhirnya terjadi benturan fisik, kerusuhan sosial, atau perang. 4. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Konflik Faktor-faktor yang memengaruhi konflik dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yang memengaruhi konflik, yaitu sebagai berikut. a. Organisasi yang telah mantap lebih mampu menyesuaikan diri sehingga tidak mudah terlibat konflik dan mampu menyelesaikannya. b. Sistem nilai suatu organisasi, yaitu sekumpulan batasan yang meliputi landasan maksud, dan cara berinteraksi suatu organisasi, apakah sesuatu itu baik, buruk, salah, atau benar. c. Tujuan suatu organisasi dapat menjadi dasar tingkah laku organisasi itu serta para anggotanya. d. Sistem lain dalam organisasi, seperti sistem komunikasi, sistem kepemimpinan, sistem pengambilan keputusan, atau sistem imbalan. Adapun faktor ekstern yang memengaruhi konflik, yaitu sebagai berikut. a. Keterbatasan sumber daya, yaitu kelangkaan suatu hal yang dapat menumbuhkan persaingan dan seterusnya dapat berakhir menjadi konflik. b. Kekaburan aturan/norma di dalam organisasi memperbesar peluang perbedaan persepsi dan pola bertindak. c. Derajat kebergantungan dengan pihak lain, artinya semakin bergantung satu pihak dengan pihak lain, semakin mudah konflik terjadi. d. Pola interaksi dengan pihak lain yang terdiri pola bebas dan pola tertutup. 5. Peranan Konflik Ada berbagai pandangan mengenai konflik dalam organisasi. Pandangan tradisional mengatakan, konflik hanyalah merupakan gejala abnormal yang mempunyai akibat-akibat negatif sehingga perlu dilenyapkan. Alasan yang mendasari pandangan tradisional ini dapat diuraikan sebagai berikut. a. Konflik hanya merugikan organisasi karena itu harus dihindari dan ditiadakan b. Konflik ditimbulkan karena perbedaan kepribadian dan karena kegagalan dalam kepemimpinan c. Konflik diselesaikan melalui pemisahan fisik atau dengan intervensi manajemen tingkat yang lebih tinggi Ada pandangan yang lebih maju menganggap, konflik dapat berakibat baik maupun buruk. Usaha penanganannya, berupaya untuk menarik hal-hal yang baik dan mengurangi hal-hal yang buruk. Pandangan ini dapat diuraikan sebagai berikut. a. Konflik adalah suatu akibat yang tidak dapat dihindarkan dari interaksi organisasi dan dapat diatasi dengan mengenali sumber-sumber konflik b. Konflik pada umumnya adalah hasil dari kemajemukan sistem organisasi c. Konflik diselesaikan dengan cara pengenalan sebab dan pemecahan masalah. Dalam pandangan modern, konflik sebenarnya dapat memberikan manfaat yang banyak bagi organisasi. Sebagai contoh, pengembangan konflik yang positif dapat digunakan sebagai ajang adu pendapat sehingga organisasi bisa memperoleh pendapat-pendapat yang sudah tersaring. Kesimpulannya, konflik tidak selalu merugikan organisasi selama bias ditangani dengan baik sehingga konflik dapat memberikan peran, di antaranya: a. Mengarah ke inovasi dan perubahan b. Memberi tenaga kepada orang bertindak c. Menyumbangkan perlindungan untuk hal-hal dalam organisasi d. Merupakan unsur penting dalam analisis sistem organisasi 6. Jenis-jenis Konflik Menurut James A.F Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflik, yaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar individu dan kelompok, konflik antar kelompok, dan konflik antar organisasi. a. Konflik intrapersonal Konflik intrapersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentangan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara dua orang yang berbeda status, jabatan, atau bidang kerja. Konflik intrapersonal dalam diri seseorang biasanya terdapat hal-hal berikut. 1) Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing. 2) Beraneka macam cara berbeda yang mendorong peranan-peranan dan kebutuhan-kebutuhan itu terlahir. 3) Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan dan tujuan. 4) Adanya aspek positif maupun negatif yang menghalangi tujuan-tujuan yang diinginkan. Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal, yaitu: 1) Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang di hadapkan pada dua pilihan yang sama-sama menarik; 2) Konflik pendekatan-penghindaran, contohnya orang yang di hadapkan pada dua pilihan yang sama menyulitkan; 3) Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang di hadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus. b. Konflik Antar individu-individu atau kelompok-kelompok Konflik ini berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja. Sebagai contoh, seseorang individu dapat dihukum kelompok kerja karena ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas kelompok tempat ia berada. c. Konflik Antara kelompok dalam organisasi yang sama Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-organisasi. Konflik ini dapat terjadi antar lini dan staf, pekerja dan pekerja manajemen, semuanya merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok. d. Konflik Antara organisasi Konflik antara organisasi, seperti di bidang ekonomi di mana Amerika Serikat dan Negara-negara lain dianggap sebagai bentuk konflik dan konflik ini biasanya disebut dengan persaingan. Konflik ini telah menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru, dan servis baru sehingga harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien. e. Konflik antar suku, Antar kampong, dan Antar golongan Konflik ini memiliki skala lebih besar, melibatkan banyak orang, waktunya lama, dan kerugiannya besar. Penyebab terjadinya konflik ini biasanya karena faktor diskriminasi ras secara polotis, pertentangan idiologi (Nasakom), kesenjangan social/ekonomi/budaya, atau konflik antar warga yang tidak terselesaikan. f. Konflik politik Konflik politik, yaitu konflik yang terjadi antar partai politik karena terjadi benturan ideology, asas, dan cita-cita politik yang tidak dapat dikompromikan. Contoh konflik politik, yaitu munculnya gerakan separatisme atau pemberontakan. g. Konflik internasional Konflik internasional, yaitu konflik yang melibatkan beberapa kelompok Negara (blok) karena benturan kepentingan atau ekspansi wilayah ke Negara lain. Contoh konflik internasional, yaitu terjadinya perang dunia, konflik Negara-negara arab dengan Israel, atau perang teluk. 7. Akibat Konflik Konflik yang terjadi di masyarakat maupun dalam organisasi dapat memberikan akibat, diantaranya: a. Bertambah kuatnya solidaritas in group jika konfliknya terjadi dengan kelompok lain b. Terjadinya disintegrasi (perpecahan) jika konfliknya terjadi antar warga di dalam kelompok sendiri c. Berubahnya kepribadian seseorang atau kelompok tertentu (bagi yang kalah perang) d. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia e. Terjadinya akomodasi, dominasi, atau takluknya pihak tertentu. 8. Penanganan Konflik Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menangani konflik, yaitu sebagai berikut. a. Introspeksi diri b. Mengevaluasi pihak-pihak yang terlibat c. Identifikasi sumber konflik Spiegel menjelaskan ada empat tindakan yang dapat kita lakukan dalam penanganan konflik, yaitu sebagai berikut. a. Berkompetisi b. Menghindari konflik c. Akomodasi d. Kompromi Selain keempat langkah tersebut konflik dapat diredam dengan cara-cara sebagai berikut. a. Memaksa pihak-pihak yang bertikai untuk berhenti. b. Mengajak pihak-pihak yang bertikai untuk saling bertemu guna berkompromi. c. Meminta bantuan pihak ketiga yang secara aktif mengupayakan tercapainya perdamaian. d. Meminta bantuan pihak ketiga sebagai mediator dan fasilitator untuk mempertemukan pihak-pihak yang bertikai e. Meminta bantuan badan-badan tetap untuk menjadi penengah dan penasehat sekaligus mencarikan jalan keluar terbaik agar mereka yang bertikai mau rujuk/rukun. f. Menghimbau kepada kelompok-kelompok social yang berbeda (agama, suku, ras, budaya, dan status) untuk bertoleransi yang tinggi. Cara ini bersifat preventif, non formal, dan diprakarsai para pemimpin. g. Jika cara-cara di atas tidak mampu mendamaikan mereka yang bertikai, sebaiknya diselesaikan di pengadilan (adjudication). h. Jika yang mengalami konflik itu antar Negara, sebaiknya meminta badan dunia untuk memprakarsai terwujudnya perdamaian melalui perundingan atau gencatan senjata (stalemate). B. Mengembangkan Visi dan Misi Perusahaan 1. Ruang Lingkup Visi Perusahaan a. Konsep Visi Perusahaan Visi perusahaan adalah wawasan yang menjadi sumber arahan bagi perusahaan dan digunakan untuk memandu perumusan misi. Dengan kata lain, visi perusahaan adalah pandangan jauh ke depan, ke mana perusahaan tersebut akan dibawa, atau gambaran apa yang diinginkan perusahaan. Visi adalah sebuah pencitraan atau gambaran yang konseptual mengenai masa depan yang diinginkan. Visi perusahaan akan menunjukan suatu kondisi ideal masa depan yang realistic, dapat dipercaya, meyakinkan, serta mengandung daya tarik. Visi diciptakan dengan tujuan yang terarah dan akan menyediakan lebih dari sekedar gambaran masa depan organisasi atau perusahaan. Selain itu, visi merupakan sebuah standar puncak bagi pengukuran kemajuan suatu organisasi atau perusahaan. b. Kriteria-kriteria Membuat Visi Perusahaan Dalam membuat pernyataan visi perusahaan, sebaiknya mempertimbangkan kriteria-kriteria sebagai berikut. 1) Ringkas dan mudah diingat 2) Mampu member semangat dan tantangan 3) Menggambarkan hal-hal yang ideal 4) Memikat bagi para pegawai, konsumen, dan stakeholder (pihak-pihak yang berkepentingan) 5) Menggambarkan tingkatan jasa di masa depan 6) Idealis 7) Bertahan lama 8) Dapat dibayangkan seluruh jajaran organisasi perusahaan 9) Dapat dikomunikasikan dan dapat dimengerti seluruh jajaran organisasi perusahaan 10) Berwawasan jangka panjang dan tidak mengabaikan perkembangan zaman 11) Memiliki nilai-nilai yang diinginkan anggota organisasi 12) Memungkinkan pencapaian tujuan perusahaan 13) Terfokus pada permasalahan instansi perusahaan agar dapat beroperasi. c. Penetapan Visi Perusahaan Perumusan visi perusahaan harus merupakan shared vision dari seluruh komponen organisasi. Adapun tujuan penetapan visi perusahaan, yaitu sebagai berikut. 1) Mencerminkan sesuatu yang akan dicapai perusahaan 2) Memiliki orientasi pada masa depan perusahaan 3) Menimbulkan komitmen tinggi dari seluruh jajaran dan lingkungan perusahaan 4) Memberikan arah dan fokus strategi perusahaan yang jelas 5) Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi perusahaan. Adapun pentingnya visi bagi perusahaan adalah sebagai elemen utama bagi suatu strategi untuk mencari pencapaian hasil yang lebih tinggi. 2. Ruang Lingkup Misi Perusahaan a. Pengertian Misi Perusahaan Pernyataan tentang misi perusahaan menjelaskan apa dan untuk siapa organisasi atau perusahaan dan program atau sub-program ditujukan. Misi perusahaan adalah tindakan untuk merealisasikan visi perusahaan. Untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan oleh perusahaan, setiap organisasi perusahaan harus mempunyai misi yang jelas arahnya. Pernyataan misi perusahaan akan membawa organisasi perusahaan kepada suatu fokus tujuan dan sasaran. Misi perusahaan akan menjelaskan, mengapa organisasi itu harus ada dan apa yang dilakukannya serta bagaimana melakukannya. b. Kriteria-kriteria Membuat Misi Perusahaan Adapun perumusan misi perusahaan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. 1) Penetapan misi harus melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan, seperti pegawai perusahaan, masyarakat, mitra kerja, akademis, dan birokrasi. 2) Penetapan misi harus menyelaraskan kegiatan proses utama dengan sumber daya yang ada untuk memungkinkan perusahaan melaksanakan kegiatannya dengan lebih baik dan dengan biaya seefisien mungkin. 3) Penetapan misi harus menilai lingkungan yang sangat berguna dalam menentukan apakah misi organisasi perusahaan tidak bertentangan secara internal dan eksternal. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merumuskan misi perusahaan, di antaranya: 1) Produk atau pelayanan jasa apa yang dihasilkan dan yang kan ditawarkan kepada konsumen? 2) Kualitas apa yang diinginkan pada masa mendatang yang berhubungan dengan manfaat dan keuntungan masyarakat terhadap produk atau pelayanan jasa? 3) Apakah produk atau pelayanan jasa tersebut dibutuhkan masyarakat? 4) Sasaran public mana yang akan dilayani? Untuk member kemudahan dalam perkembangan, peninjauan dan revisi terhadap misi perusahaan atau organisasi, program atau sub-program dapat dilakukan langkah-langkah berikut. a. Jabarkan tujuan awal organisasi b. Jabarkan kebutuhan dan permasalahan c. Lakukan peninjauan dan revisi 3. Manfaat Visi dan Misi Perusahaan a. Menumbuhkan Komitmen dan Semangat Kerja Karyawan Karyawan tidak akan bekerja dengan penuh antusias jika dia tidak tahu untuk apa dia bekerja. Namun, jika dia tahu apa kontribusi perusahaan pada masyarakat dia akan termotivasi bahwa dia bekerja bukan hanya untuk perusahaan, tetapi juga untuk masyarakat. b. Menumbuhkan Rasa Kebermaknaan Salah satu tempat karyawan mencari makna kehidupan adalah lingkungan pekerjaannya. Contohnya, seorang pemecah batu tidak akan melihat dirinya sebagai tukang batu, dia akan melihat dirinya sebagai seorang yang membuat bangunan untuk suatu peradaban umat manusia. c. Menumbuhkan Standar Kerja yang Prima Jika seorang karyawan memahami dia bekerja untuk suatu tujuan yang sangat mulia, dia akan bekerja penuh semangat dan meletakkan standar prima untuk setiap pekerjaannya. d. Menjembatani Keadaan Perusahaan Masa Sekarang dan Masa Depan Visi dan Misi yang jelas akan mengantar perusahaan secara pelan, tetapi pasti untuk mencapai idealism masa depan. Pimpinan akan memiliki pegangan di dalam mengendalikan jalannya perusahaan.

0 comments:

Posting Komentar