Blogger Template by Blogcrowds

Sistem Islam, Masa Depan Ekonomi Dunia

Jumat, 10 April 2009

VIVAnews - Krisis keuangan global kini menjadi sorotan dunia. Krisis itu ditandai dengan perbankan konvensional yang jatuh serius. Selanjutnya, disusul dengan resesi ekonomi global. Bahkan, krisis ini telah berdampak pada masyarakat miskin. Namun, tidak ada akuntabilitas atas apa yang terjadi.

Sesungguhnya, subprime mortgage yang memicu krisis adalah kasus klasfik. Krisis finansial yang melanda dunia saat ini adalah warisan lama. Warisan berupa sistem ekonomi konvensional dimana transaksi dilakukan tanpa ada barang yang diperdagangkan (spekulatif).

Dunia Islam sesungguhnya menghargai sistem keuangan dunia yang ada saat ini. Namun, dalam situasi seperti ini, sistem ekonomi konvensional mulai dipertanyakan.

Sikap kehati-hatian dalam pengelolaan sistem keuangan menjadi perhatian. Sistem ekonomi lain, seperti ekonomi Islam menjadi alternatif. Apalagi, konsepnya berbeda dengan ekonomi konvensional.

Ekonomi berbasis syariah ini menerapkan sistem keuangan yang didukung dengan barang atau aset. Artinya, kita bisa mengambil manfaat dari sistem ini dengan risiko yang masih bisa dikendalikan. Dalam hal ini, “ekonomi Islam adalah masa depan ekonomi dunia."

Namun, untuk mengedepankan perekonomian Islam, perlu ada penyelarasan perbankan Islam secara internasional. Banyak tantangan yang dihadapi dan perbaikan yang harus dilakukan.

Selama pasar perbankan syariah di negara Islam masih terfragmentasi dan tidak seragam, maka sistem ekonomi Islam masih sulit diterima di negara nonmuslim. Diperlukan sistem yang bisa diterima komunitas internasional.

Pelaku industri keuangan syariah perlu melakukan sejumlah langkah, seperti menerapkan inovasi produk perbankan Islam. Namun, produk itu harus tetap berbeda dengan produk konvensional.

Namun, pengembangan produk keuangan syariah perlu didukung dengan peningkatan jumlah praktisi di dunia perbankan syariah. Misalnya, dengan cara mendirikan sistem pendidikan untuk keuangan Islam.

Langkah seperti ini sudah dikembangkan di Malaysia. Namun, ke depan, pengembangan sistem pendidikan syariah perlu diperluas. Praktisi muda perlu didorong menghadapi tantangan tersebut. Dalam hal ini, Bank Pembangunan Islam (IDB) berperan besar untuk menindaklanjutinya. Posisi IDB akan semakin strategis.

Jangan lupa, sebelum terjadi krisis global, sekitar 160 juta warga dunia hidup dalam kemiskinan dengan pendapatan kuragg dari US$ 60 sen per hari. Dan, sebagian besar dari mereka adalah penduduk muslim. Banyak warga di negara muslim yang kekekurangan gizi.

Nah, krisis keuangan yang terjadi sekarang, juga berpengaruh terhadap negara-negara Islam. Itu telah mempengaruhi daya beli masyarakat muslim, terutama mereka yang hidup dalam kemiskinan.

Namun, krisis bukan sekadar menimbulkan penderitaan. Saya percaya krisis juga membuka peluang untuk dimanfaatkan. Apalagi, negara-negara Islam memiliki sumberdaya alam yang kaya.

Forum Ekonomi Islam Dunia (WIEF) di Jakarta ini memberikan sumbangan untuk pemenuhan dunia baru. Forum ini bisa dijadikan referensi dan rekomendasi bagi perbaikan dan solusi bagi perbaikan sistem perekonomian Islam. Lewat forum ini, mari kita atasi kemiskinan dan kebodohan di dunia Islam.
Sumber: VIVAnews.com

0 comments:

Posting Komentar